LAPORAN
PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
LILIOPSIDA
(Subclassis
Lillidae)
Oleh:
Nama : Yuliana Putri
NIM : 1413161024
Kelompok : IV (Empat)
Fakultas /
Jurusan : Tarbiyah / Biologi
Kelas/Semester : Biologi A /
Semester IV
Asprak : 1. Ali Nurdin
2. Nina Maulida
PUSAT
LABORATORIUM IPA BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
LILIOPSIDA
(Subclassis
Lillidae)
I.
TUJUAN
1. Menemukan ciri-ciri khusus spesies
tumbuhan yang termasuk pada divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Lillidae
2. Membedakan ciri-ciri khusus tumbuhan
yang termasuk pada family – family yang ada dalam Subclassis Lillidae
II.
DASAR TEORI
Magnoliophyta
atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan
generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri
atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan
dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina
berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah
(karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya
terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di
dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu
magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae) (Sudarsono, 2005: 20).
Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba
dan hanya sedikit yang berkayu, tidak berkambium dan pembuluhnya tersebar,
sistem perakarannya adalah perakaran primitif adventitif, daun pada umumnya
dengan pertulangan sejajar atau linier, kecuali pada Familia Arecaeae
pertulangan daunnya menjala, helaian daun seringkali berukuran kecil, dengan
tangkai yang pendek dan ada pelepah, bagian-bagian bunga pada umumnya kelipatan
3, jarang kelipatan 2 atau 4, embrio biji mempunyai satu kotiledon.
Anggota subkelas Liliidae pada umumnya hidup terestial
atau epifit dan jarang akuatik.Habitusnya ada yang herba, semak, bahkan pohon.
Daun tersebar dan pada beberapa speciesroset batang. Bunga hipoginous dan pada
beberapa species epigenous. Perhiasan bunga dalamdua lingkaran (3+3) dan
seringkali keduanya petaloid. Stamen pada umumnya 1, 3, atau 6, jarang2, 4,
atau lebih dari 6. Gynoecium pada umumnya terbentuk dari 3 karpel. Tipe
plasentanyaaksilaris atau parietalis.
Subkelas Liliidae terdiri dari 2 ordo yaitu ordo
Liliales dan ordo Orchidales, 19 familia,dan kurang lebih 25.000 species. Lebih
dari 80% species merupakananggota familia Liliaceae dan Orchidaceae. Ordo
liliales terdiri atas 15 familia, yaitu:Phylidraceae, Pontederiaceae,
Haemodoraceae, Cynastraceae, Liliaceae, Iridaceae, Velloziaceae,Aloeaceae,
Agavaceae, Xanthorroeaceae, Hanguanaceae, Taccaceae, Stemonaceae,
Smilacaeae,dan Dioscoreaceae.
Ordo Liliales, kebanyakan berupa
terna perenial, mempunyai rimpang. Ordo ini terdiri dari suku Liliaceae.
Tumbuhan ini berupa terna dengah rimpang atau umbi lapis, kadang-ladang semak
atau perdu berupa tumbuhan memanjat. Daun tunggal tersebar pada batang atau
terkumpulsebagai roset akar, adakalanya reduksi dan cabang-cabang berubah
menjadi kladodium. Bunga kecil sampai amat membesar dan menarik, kebanyakan
banci, aktinimorf atau sedikit zygomorf. Haiasan bunga merupakan tenda bunga
dan merupakan mahkota dengan atau tanpa pelekatan berupa buluh. Terdiri dari 6
daun tenda bunga, jarang hanya 4 tau lebih dari 6, kebanyakan jelas tersusun
dalam dua lingkaran. Benang sari 6 jarang sampai jam 12 atau hanya 3,
berhadapan dengan daun-daun tenda bunga. Tangkai sari bebas atau berlekatan
dengn berbagai cara. Kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur,
jarang dengan suatu liang pada ujungnya. Bakal buah menumpang atau setengah
tenggelam, kebanyakan beruang tiga dengan tembuni disudut-sudut ruang. Buahnya
buah kendaga atau buah buni. Suku ini ditaksir meliputi sampai 4.000 jenis
tumbuhan, terbagi dalam 240 merga yang dikelompokan lagi dalam kurang lebih 12
anak suku. Daerah distribusinya meliputi seluruh dunia.(Tjitrosoepomo : 2010). Pada
praktikum ini ada empat family yang digunakan yaitu Liliaceae, Iridaceae,
Agavaceae, dan Orcidaceae.
a.
Family Liliaceae
Terna dengan rimpang atau umbi lapis, kadang-kadang semak atau perdu berupa
tumbuhan memanjat. Daun tunggal, tersebar pada batang atau terkumpuk dengan
rozet akar, adakalanya tereduksi dan cabang-cabang berubah menjadi kladodium.
Bunga kecil sampai sangatbesar dan amat menarik, kebanyak banci, aktinomorf
atau sedikit zigomorf atau sedikit zigomorf. Hiasan bunga berupa tenda bunga
berupa tenda bunga yang menyerupai mahkota dengan atau tanpa pelekatab berupa
bulu, terdiri atas 6 daun tenda bunga, jarang hanya 4 atau lebih dari6,
kebanyakan jelas tersusun dalam 2 lingkaran. Benang sari 6, jarang sampai 16
atau hanya 12 atau hanya 3, berhadapan dengan daun-daun tenda bunga
(Tjitrosoepomo, 2010: 414).
b.
Iridaceae
Terna perenial dengan akar-akar yang tumbuh dari rimpang, umbi sisik, atau
umbi lapis. Daun-daun pipih memanjang, tersusun sebagai rozet akar atau
bertunggangan pada batang dalam dua baris, berupih pada pangkalnya. Bunga
banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan tersusun dalam yang bersifat
rasemosa, seringkali tampak sangat indah dan menarik. Hiasan bunga terdiri atas
tenda bunga yang menyerupai mahkota, berbilangan 3, tersusun dalam 2 lingkaran
dengan daun-daun tenda bunga yang sama atau berbeda baik dalam bentuk,
struktur, maupun ukurannya, tidak lekas gugur. Benang sari 3, berhadapan dengan
daun-daun tenda bunga yang dilingkaran luar, kepala sari beruang 2, membuka
pada sisi yangmembelakangi putik (Tjitrosoepomo, 2010: 423).
c. Family
Iridaceae.
Herba atau terna perennial dengan
akar-akar yang tumbuh dari rimpang, umbi sisik, atau umbi lapis. Daun pipih
memanjang, tersusun segabai rozet akar atau bertunggangg pada batang dalam dua
baris. Bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, contoh Galadiolus vabiolus.
(Tjitrosoepomo. 2010 : 423)
d. Family
Orcidaceae
Herba, cenderung memiliki organ –
organ sekulen atau berdaging tebal dengan kandungan air yang tinggi. Memiliki
akar serabut tidak dalam. Batangnya beruas – ruas dan pendekdan cenderung
menyerupai umbi. Daunnya oval memanjang
dengan tulang daun yang memanjang pula, khas daun monokotil. Bunganya tersusun
majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun.
Bunganya simetri bilateral. Helaian kelopak dan bunga (sepal) biasanya berwarna
mirip dengan mahkota bunga (tepal). (Wikipedia. 2012)
III.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Lup
b. Silet/Cutter
c. Lembar hasil pengamatan dan alat tulis
2. Bahan
1.
Family Liliaceae : Aloe vera (Lidah buaya).
2.
Family Iridaceae : Gladiolus gandavensis (Gladiol).
3.
Family Agavaceae : Sanseviera trifasciata (Lidah Mertua).
4.
Family Orcidaceae : Phalaenopsis amabilis (Anggrek Bulan).
IV.
LANGKAH KERJA
1.
Spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola
percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya diamati.
2.
Daunnya dalam hal filotaksis,
komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya diamati.
3.
Komposisi, jenis karangan bunga, dan
simetri bunganya diamati serta dibandingkan.
4.
Perhiasan dan alat kelamin bunga,
yaitu corolla, calyx, perigonium, stamen, dan pistillum diamati.
5.
Bagian-bagian tumbuhan seperti
percabangan tumbuhan digambar, diperhatikan pula letak stipulanya, penampang
memanjang bunga, stamen dan pistillum, serta bagian-bagian tumbuhan tersebut
diberi nama dan digambar.
VI. PEMBAHASAN
Anggota subkelas Liliidae pada umumnya hidup terestial
atau epifit dan jarang akuatik.Habitusnya ada yang herba, semak, bahkan pohon.
Daun tersebar dan pada beberapa speciesroset batang. Bunga hipoginous dan pada
beberapa species epigenous. Perhiasan bunga dalamdua lingkaran (3+3) dan
seringkali keduanya petaloid. Stamen pada umumnya 1, 3, atau 6, jarang2, 4,
atau lebih dari 6.
Praktikum kali ini adalah, mengenai Magnoliphyta,
Classis Liliopsida dan Sub kelas Lillidae. Pada praktikum kali ini digunakan
bahan dengan 4 spesies dalam 4 family yang berbeda dalam subclassis sama yaitu
Lillidae. Diantara familynya yaitu Liliaceae dengan spesies lidah buaya (Aloe vera), family Iridaceae dengan
tanaman gladiol (Gladiolus gandavensis),
Agavaceae dengan spesies yang diamati yaitu lidah mertua (Sanseviera trifasciata), dan family Orchidaceae dengan mengamati
spesies anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis). Berikut penjabaran dari masing-masing family dan spesiesnya;
![]() |
Klasifikasi anggrek bulan
Divisi : Magnoliopyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Lillidae
Ordo : Orcidales
Family : Orcidaceae
Genus : Phalaenopsis
Spesies : Phalaenopsis
amabilis
Berdasarkan
hasil pengamatan didapat bahwa, Phalaenopsis
amabilis terlihat termasuk tanaman herba. Batang Phalaenopsis amabilis terlihat tumbuh dengan percabangan secara monopodial dengansegi penampang berbentuk bulat. Daun anggrek termasuk kedalam daun berjenis
tunggal, letak daun berselang-seling. Bentuk daun Phalaenopsis amabilis yaitu lonjong dengan
pertulangan daun yang sejajar. Bagian tepi daun Phalaenopsis amabilis terlihat rata, sedangkan
ujung daunnya retusus dengan
pangkal daun yang sesil.
Bunga Phalaenopsis
amabilis berjenis tunggal dengan karangan bunga rasemosa. Simetri
perbungaan anggrek terlihat zigomorf. Phalaenopsis amabilis terlihat memiliki
mahkota yang berwarna ungu dengan helaian
berjumlah tiga helai. Kelopanya berjenis labellum atau
yang disebut dengan bibir bunga. Alat-alat kelamin pada tanaman anggrek terdiri
atas benang sari yang jumlahnya banyak, berwarna kuning yang jumlahnya 2-3
kemudian terdapat putik yang bersifat infertil tidakberkembang menjadi
buah. Phalaenopsis amabilis tergolong tanaman yang
berdistribusi seks monoecious.
Phalaenopsis
amabilis memiliki kekhasan yaitu terdapatnya brektea. Selain
itu, kekhasan lainnya yaitu terdapat pula labelum atau lidah pada bagian bunga Phalaenopsis amabili. Bagian labelum
tersebut berfungsi untuk menarik serangga.
Sesuai dengan teori bahwa, Batang
anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah")
batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi.
Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan
terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan
batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau
"melebar" (simpodial), tergantung genusnya. Daun anggrek biasanya
oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil.
Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpn air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi
penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun
majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun.
Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga
(sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga
(sehingga disebut tepal).
Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang
melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari
dan putik.
Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari
berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh
struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga
penyerbuk (atau manusia untuk vanili)
dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk,
tidak akan terjadi penyerbukan (Wikipedia,
2015).

Klasifikasi
lidah mertua
Divisi : Magnoliopyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Lillidae
Ordo : Agavales
Family : Agavaceae
Genus : Sanseviera
Spesies : Sanseviera
trifasciata
Sanseviera
trifasciata biasanya dikenal dengan nama lokal lidah mertua.
Tumbuhan Sanseviera trifasciata
terlihat termasuk ke dalam tumbuhan herba dengan pola percabangan pertumbuhan monopodial dengan batang yang berbentuk bulat. Daun Sanseviera
trifasciata terlihat berjenis tunggal. Bentuk daun Sanseviera trifasciata terlihat equitant, yaitu menyerupai roset akar. Bentuk daun Sanseviera
trifasciata yaitu bulat telur terbalik lanset.
Pertulangan daun Sanseviera trifasciata
berbentuk sejajar. Bagian tepi daun Sanseviera
trifasciata yaitu terlihat rata. Sedangkan ujung daun Sanseviera trifasciata terlihat runcing/akuminatus dengan
pangkal daun yang berpelepah atau dekuren. Meskipun pertulanganya sejajar pada dasarnya daun pada tanaman lidah
mertua ini adalah sekulen/ berdaging. Sesuai dengan teori, tumbuhan ini berdaun
tebal dan memiliki kandungan air sukulen,
sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera
bisa tumbuh subur (Danang, 2010).
Tidak seperti anggrek yang
perbungaannya dapat diamati. Pada tanaman lidah mertua pada saat pengamatan
bunganya belum muncul. Namun menurut teori, Bunga
tanaman ini tersusun dalam tandan dan umumnya berwarna putih. Bunga merupakan
salah satu alat perkembangbiakan pada tanaman lidah mertua yang akan
menghasilkan biji (Danang, 2010).
Bagian yang khas pada Sanseviera trifasciata adalah terdapat adanya tambahan di bagian akar berupa rhizoma yang tumbuh
diatas permukaan tanah, rhizoma adalah
Penyebaran seks pada tanaman ini
adalah monoseus
Pengamatan selanjutnya adalah
dari family Iridaceae yang salah satu contoh tanamannya dan yang di gunakan
dalam pengamatan adalah gladiol, yang memiliki klasifikasi ilmiah
sebagai berikut:

Divisi :
Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Lilidae
Ordo : Iridale
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus gandavensis
Berdasarkan hasil praktikum, Gladiolus gandavensis termasuk ke
dalam tumbuhan herba, memiliki bagian
batang yang tumbuh secara monopodial dan bentuk batang terlihat bulat. Daun Gladiolus gandavensis terlihat bertipe tunggal dengan perletakan
daun yang equitant roset akar. Bentuk
daun dari Gladiolus gandavensis yaitu
terlihat berbentuk pita. Pertulangan Gladiolus
gandavensis terlihat sejajar, agian tepi daun
terlihat rata. Ujung daun Gladiolus
gandavensis yaitu terlihat akutus, sedangkan
pangkal daun terlihat berpelepah.
Sama halnya seperti pengamatan pada tanaman lidah
mertua, bunga pada gladiol pada saat itu belum mekar sehingga belum dapat diamati.
Biasanya warna bunga pada tanaman ini berwarna kuning. Menurut teori, bunga gladiol mempunyai
tabung berbentuk corong yang melebar pada bagian ujungnya. Bunga terdiri
dari kelopak dan mahkota yang masing-masing terdiri atas tiga helai yang
tidak sama besar, dan menyempit di bagian pangkalnya. Bunga tersusun dari
banyak bunga yang disebut floret berbentuk tandan dan berasal dari sumbu
terminal , yang berjumlah 8-20 kuntum. Jumlah floret tergantung
pada kultivar dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti cahaya ,
suhu dan kelembaban. Floret berbentuk bundar , segitiga atau seperti
anggrek dan penampakan petal dapat polos, mengkerut, menggelambir. menekuk
keluar atau melancip [ada bagian ujung. Ukuran floret sangat bervariasi,
dari yang kecil berukuran 2 cm sampai yang besar berdiameter 18 cm atau
lebih. Floret tersusun satu-satu atau sejajar dan ada pula yang
berpasangan.Berdasarkan
ukuran floret kultivar gladiol diklasifikasikan ke dalam 5 kelas, yaitu
dari ukuran kurang dari 6,4 cm sampai lebih dari 14 cm, dan berdasrakan
warnanya ke dalam 10 kelas warna dari putih hingga kecoklatan serta kepekatan
warna dari pucat hingga kelam. Inisiasi bunga terjadi pada saat daun ketiga
muncul dan berakhir kira-kira bersamaan denganterbentuknya daun keenam atau
daun ketujuh (Lala, 2012). Penyebaran seks
pada tanaman ini adalah monoseus.
Bagian yang khas yang ditemukan
pada gladiol adala ditemukannya stolon yang menghubungkan tanaman satu dan yang
lain. Stolon adalah

Klasifikasi Lidah Buaya
Divisi : Magnoliopyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Lillidae
Ordo : Liliales
Family : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe
vera
Lidah buaya merupakan tanaman yang berasal dari
family Liliaceae pada kelas Liliopsida. Berdasarkan pengamatan, Aloe vera terlihat
termasuk tanaman herba, memiliki pertumbuhan batang yang monopodial
dengan bentuk batang yang bulat.
Berdasarkan dari kenampakkan bagian daunnya, Aloe vera terlihat memiliki macam daun
yang tunggal. Letak pertumbuhan daun terlihat secara equitant, yaitu menyerupai
roset batang. Bentuk daun Aloe vera terlihat
berbentuk bulat telur lanset, pertulangan
daunnya, membentik garis-garis yang memanjang, atau dengan kata lain Aloe vera memiliki pertulangan daun yang
sejajar. Namun pada dasarnya daunnya termasuk sekulen atau berdaging sehingga sulit
diamati pertulangan daunnya. Sedangkan pada bagian tepi daun Aloe vera berbentuk serulatus atau berduri. Ujung daun Aloe
vera terlihat runcing, atau
disebut juga dengan akutus dengan bagian pangkal daun
berpelepah atau biasanya dekuren.
Bunga tidak dapat diamati, namun unga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan
berbentuk pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga memiliki ukuran
kecil, tersusun dalam rencanaian berupa tandan, dan panjangnya dapat meraih 1
mtr.. Bunga umumnya nampak apabila ditanam di pegunungan (Lala, 2012).
Aloe vera berdasarkan
perbungaannya, memiliki distribusi seks yang monoecious. Namun meskipun Aloe
vera termasuk monoecious, bunga Aloe vera sangat jarang sekali untuk
ditemuai. Hal ini dikarenakan bunga Aloe
vera termasuk bunga yang musiman. Aloe vera biasa di
kenal dengan nama lokal lidah buaya memiliki kekhasan yaitu pada bagian tepi
daunnya terdapat duri sebagai adaptasi diri terhadap lingkungan. Selain itu,
kekhasan lain ialah memiliki tuber, yaitu bagian batang yang tumbuh di bawah
tanah.
Aloe vera memiliki
manfaat yang beragam. Contoh manfaat dari Aloe
vera yaitu sebagai penyubur rambut pada kepala jika lendir yang berdapat di
dalam daun Aloe vera dioleskan.
Selain itu, Aloe vera dewasa ini
sudah dapat dikembangkan sebagai makanan untuk menyeimbangkan suhu dalam tubuh.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Sub kelas Lilidae memiliki ciri yaitu termasuk tumbuhan herba yang
basah dan tidak berkayu.
2. Karakteristik Phalaenopsis amabilis (Anggrek bulan) yaitu terdapatnya bunga braktea, labelum dan kolumna, termasuk
kedalam tumbuhan epifit.
3. Lidah mertua (Sansiviera trifasciata) memiliki ciri
daun tunggal, tegak, terdapat rhizoma atau rimpang yang tumbuhnya diatas tanah.
4. Karakteristik
dari gladiol adalah terdapat bagian akar yaitu stolon yang menghubungkan satu
tanaman ketanaman lainnya.Daunnya roset
akar dan bunganya berwarna kuning.
5.
Aloe vera memiliki ciri
daun sekulen atau berdaging, daunnya tunggal roset batang.
PERTANYAAN
1.
Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Subclassis Lillidae?
2.
Jelaskan kekhasan Gladiolus
gandavensis?
3.
Tuliskan dan jelaskan spesies tumbuhan anggota Subclassis Lillidae yang
berperan sebagai tanaman hias?
4.
Jelaskan perbedaan dari Pinophyta dengan Magnoliopsida?
5.
Jelaskan perbedaan dari Magnoliopsida dengan Liliopsida?
JAWABAN
1.
Ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Subclassis Lillidae yaitu
berupa terna dengah rimpang atau umbi lapis, kadang-ladang semak atau perdu
berupa tumbuhan memanjat. Daun tunggal tersebar pada batang atau
terkumpulsebagai roset akar, adakalanya reduksi dan cabang-cabang berubah
menjadi kladodium. Bunga kecil sampai amat membesar dan menarik, kebanyakan
banci, aktinimorf atau sedikit zygomorf. Haiasan bunga merupakan tenda bunga
dan merupakan mahkota dengan atau tanpa pelekatan berupa buluh.
2.
Kekhasan Gladiolus gandavensis
yaitu memiliki tenda bunga&braktea.
3.
Spesies tumbuhan anggota Subclassis Lillidae yang berperan sebagai tanaman
hias yaitu Aloe vera (Lidah buaya)
dengan keunikannya terdapat duri di bagian tepi daunnya, Gladiolus gandavensis (Gladiol) dengan kekhasan braktea dan
bunganya yang bertenda dan sangat indah, Sanseviera
trifasciata (Lidah Mertua) dengan bentuknya yang indah dan kekhasannya
memiliki tuber, Phalaenopsis amabilis (Anggrek
Bulan) dengan kekhasannya yaitu memiliki labelum dan bunganya sangat indah
serta berwarna mencolok.
4.
Perbedaan dari Pinophyta dengan Magnoliopsida yaitu pada Pinophyta alat
reproduksinya berupa strobilus, sedangkan pada Magnoliopsida alat reproduksinya berupa bunga.
5.
Magnoliopsida rata-rata tumbuhannya tinggi-tinggi dan berupa pohon yang
berkayu. Sedangkan Liliopsida biasanya tumbuhannya pendek dan berupa herba atau
semak.
DAFTAR
PUSTAKA
Asep. 2013. Panduan
Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: IAIN SNJ Press.
Danang. 2010. Sansiviera
trifasciata: www.blogspot.com/09/06/10/danang/lidah mertua. Diakses pada 17
Mei 2015.
Lala. 2012. Lidah Buaya: www.wordpress.com/lidah
-buaya. Diakses pada 17 Mei 2015.
Sudarsono,
dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.
Malang: UM Press.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.