Jumat, 24 Juli 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE MAGNOLIOPHYTA (Magnoliidae dan Hammamelidae)



LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
MAGNOLIOPHYTA
(Magnoliidae dan Hammamelidae)



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi04b-WrxZkKrsIC5HcnyeQglHwZ6T6vIVHC6XxUR3tUcwraw4-6ae-lvc5icI88YtP1CSmRCR59oBn5WffPhMKtS-hZDGIdl06IsqL482Zl20TRVKESB2GqjkkawvTphmFuDszAazR6CcD/s1600/logo+IAIN+Syekh+Nurjati.png



Oleh:
                                    Nama                           : Yuliana Putri
                                    NIM                            : 1413161024
                                    Kelompok                   IV (Empat)
                                    Fakultas / Jurusan        : Tarbiyah / Biologi
                                    Kelas/Semester            : Biologi A / Semester IV
                                    Asprak                         : 1. Ali Nurdin
                                                                           2. Nina Maulida


PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015


MAGNOLIOPHYTA
(Magnoliidae dan Hammamelidae)
I. TUJUAN
Praktikum mengenai Divisi Magnoliophyta yang telah dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Magnoliidae dan Subclassis Hamamelidae.
2.      Menemukan ciri-ciri tumbuhan yang termasuk pada family-family yang ada dalam Subclassis Magnoliidae dan Subclassis Hamamelidae.
      
II. DASAR TEORI
Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (kaliks) dan mahkota (corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium (Anis, 2008).
Para ahli taksosnomi membagi angiospermae  kedalam  dua kelas yaitu: monokotil yang merupakan kotiledon yang dimilkinya hanya ada satu dan dikotil karena kotiledonnya ada 2 (Campbell, 2003: 293). Magnoliophyta didalamnya terdapat beberapa subclassis, diantaranya adalah dinilidae. Lilidae, asteridae, magnoliidae, hammamelidae, dan masih banyak  lagi subclassis dari magnolyophyta ini. 
Sub   kelas Magnoliidae memiliki karakteristik yang sangat beragam. Misalnya habitusnya mulai  dari  pohon  atau  tumbuhan  berkayu  sampai  herba. Perhiasan  bunga  ada  yang  berupa  perigonium,  ada  yang  bisa dibedakan antara sepal dan petal, ada juga yang bunganya tereduksi dan tidak memiliki perhiasan bunga. Subkelas Magnoliidae  terdiri  atas  8 ordo dan  jumlah  anggotanya  kurang  lebih  dari 12.000  spesies.  Kedelapan ordo tersebut adalah  Magnoliales,  Laurales, Piperales, Aristolochiales,  Illiclales,  Nymphales, Ranunculales, dan Papaverales (Anis, 2008).
Namun, tidak semua ordo subkelas magnoliidae dibahas dalam paraktikum ini tetapi hanya 4 ordo yaitu ordo magnoliales yang di wakili familia anonaceae, ordo piperales di wakili oleh familia piperaceae, ordo laurales di wakili oleh familia laraceae dan ordo nymphales di wakili oleh familia nymphaceae.
    Familia annonaceae merupakan tumbuahn yang berupa semak, pohon atau liana. Daun berseling bagian-bagian bunga berkelipatan 3, sepal dalam satu lingkaran, petal dalam 2 lingkaran, lingkaran dalam biasanya mereduksi, stamen berjumlah banyak biasanya lebar dan pendek tersusun secara spiralis , karpelnya beberapa sampai banyak, bebas. buah biasanya terdiri dari sekelompok karpel kering atau berdaging yang melekat pada suatu dasar bunga, biji dengan beberapa embrio kecil dan endosperm yang besar.
         Familia piperaceae berupa tumbuhan herba atau semak, tegak atau memanjat. daunnya biasanya berseling, bunga kecil, biseksual atau uniseksual dalam spika berdaging yang padat, tampa periantium, stamen 2 atau 6, ovarium superior, satu lokulus, satu ovulum, stigma 1 sampai 5, pendek, buah berupa buah drupa atau buah kering, biji mengandung endosperm dan perisperm. Famili lauraceae berupa tumbuhan pohon, perdu kecuali cassytha, herba, aromatis (minyak, kayu), daunnya tunggal, tersebar tanpa stipula cassytha, tereduksi pembungaannya dapat berupa panikula, racemes, spika, umbella, adanya hypantium, ovarium superus, 1 karpel, 1 ruang 1 ovulum, buahnya berupa bacca/ drupa, biji tanpa endosperm. Divisio magnoliophyta merupakan devisi yang terbesar dari organisme fotosintetik dikarenakan devisi magnoliophyta memiliki ribuan jenis. divisi magnoliophyta mempunyai ukuran tubuh yang sangat bervariasi sampai pada tumbuhan air, beberapa jenis divisio magnoliophyta sebagai tanaman pemanjat (dapat mencapai ketinggian kanopi hutan tropis dan ada juga yang epipit) (Sudarsono, 2005).
Sub Kelas Hammamelidae merupakan anak kelas yang terkecil dalam magnoliopsida. Anggota Sub Kelas  Hammamelidae muncul sekitar 100 juta tahun yang lalu pada periode kretasius yang ditandai oleh penyerbukan oleh angin dan bagian-bagian bunga yang tereduksi. Pada kelompok yang telah maju, bunganya tersusun dalam perbungaan spika. Perhiasan bunga tidak ada atau tidak terdeferensiasi, ovulnya tunggal. Dalam beberapa fase dari evolusinya, hamamelidae mulai menggunakan tannin sebagai senyawa kimia untuk pertahanan dari beberapa herbivor.
Subkelas Hammamelidae ini terdiri atas 11 ordo, 24 familia dan beranggotakan 300 spesies. Kesebelas ordo tersebut adalah Trochodendrales, Hammamelidales, Daphnyphyllales, Didymelales, Eicommiales, Urticales, Leitnariales, Juglandales, Myricales, Fagales dan Casuarinales (Tjitrosoepomo, 1985).
Hamamelidales adalah salah satu bangsa /ordo anggota tumbuhan berbunga yang termasuk dalam anak kelas Hamamelidae dari kelas Magnoliopsida. Menurut sistem klasifikasi Cronquist (1981) ada 5 suku yang termasuk didalamnya, yaitu Cercidiphyllaceae, Eupteliaceae, Platanaceae, Hamamelidaceae, dan Myrothamnaceae. Dalam sistem klasifikasi APG II (2003) dan modifikasi lanjutannya, yang berdasarkan filogeni dan sekarang mulai luas digunakan, kelompok ini tidak digunakan lagi. Ordo yang dibahas dalam praktikum ini adalah ordo urticales, family moraceae.
Bangsa (Ordo) Urticales Suku (Family) Moraceae memiliki cirri-ciri diantaranya terdiri atas 40 marga, 1000 jenis, tropis/sub tropis, temperate sebagian, pohon, perdu, liana, jarang herba, umumnya daun bergetah. Daun tunggal jarang majemuk, letaknya berhadapan atau tersebar, ada stipula, urat daun pinnatus/palmatus,dioecius atau monoecius, bunga uniseksual dalam perbungaan rasemosa, spika, umbela, atau bongkol atau dalam reseptakel yang membentuk pila dan sikonium. Selain itu juga memiliki kaliks 4 sepal atau tidak ada, corolla tidak ada, stame pada bunga jantan jumlahnya sebanyak sepal, bunga betina dengan ginaesium yang terdiri dari 1 ovarium yang suferus atau inferus, dengan 2 karpel 1 ruang dan 1 ovul pada setiap ruang, stlus 1-2 atau bercabang 2, buah drupe sering membentuk buah majemuk ata bersatu dengan periantium dengan sumbu yang besar pada artocarpus atau buah akhen dalam sikonium (ficus) (Tjitrosoepomo, 1985).

III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
    a. Lup
    b. Silet/Cutter
2. Bahan
a.       Family Magnoliaceae: Cananga odonata (Kenanga)
b.       Family Piperaceae: Piper betle (Sirih
c.       Family Nymphaeaceae: Nymphaea nouchali (Teratai)
d.       Family Lauraceae: Persea americana (Alpukat).
e.       Family Moraceae: Artocarpus heterophyllus (Nangka

IV. LANGKAH KERJA
1.      Spesimen  tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya diamati.
2.      Daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya diamati.
3.      Komposisi, jenis karangan bunga, dan simetri bunganya diamati serta dibandingkan.
4.      Perhiasan dan alat kelamin bunga, yaitu corolla, calyx, perigonium, stamen, dan pistillum diamati.
5.      Bagian-bagian tumbuhan seperti percabangan tumbuhan digambar, diperhatikan pula letak stipulanya, penampang memanjang bunga, stamen dan pistillum, serta bagian-bagian tumbuhan tersebut diberi nama.



IV. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah mengenai Magnoliophyta dengan sub kelas Magnolidae dan Hamamelidae. Pada subkelas magnolidae dibahas dalam paraktikum ini ada 4 ordo yaitu ordo magnoliales yang di wakili familia anonaceae dengan contoh spesies pohon kenanga, ordo piperales di wakili oleh familia piperaceae dengan contoh spesies tanaman sirih, ordo laurales di wakili oleh familia laraceae dengan contoh speies pohon alpukat dan ordo nymphales di wakili oleh familia nymphaceae dengan contoh spesies tanaman  teratai.
Description: E:\KULIAH Ceno\SEMESTER 4\teratai.jpgSedangkan pada sub kelas hamamelidae ordo yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah ordo urticales pada  family moraceae dengan contoh spesies pohon nangka. Berikut akan dibahas seteip spesies dari beberapa family dari ordo di sub kelas Magnolidae dan Hamamelidae. Spesies yang pertama diamati adalah tanaman tertai.
Klasifikasi
Divisi   : Magnoliophyta
Kelas   : Magnoliopsida
Ordo    : Nyamphaeles
Famili  : Nyamphaeceae
Genus  : Nyamphae
Spesies: Nyamphae nouchali
Berdasarkan hasil praktikum, Nymphaea  nouchali  atau teratai adalah salah satu  jenis  tanaman  hidrofit/tanaman air,  yaitu tanaman  yang  mampu  hidup di lingkungan berair dan tidak khwatir  busuk. Tanaman tumbuh di permukaan air yang tenang. Bunga dan daun terdapat di permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa. Tangkai terdapat di tengah-tengah daun (Wikipedia, 2015)
Habitus  dari tanaman  ini  adalah  tumbuhan herba, dengan pola percabangan simpodial dan bentuk penampang batang atau tangkai daun adalah bulat (teres).  Teratai mempunyai jenis daun yang khusus, memiliki bentuk daun yang bervariasi ada yang besar dan sedang serta daunnya mengapung diair.  Berdasarkan pengamatan, macam  daun  yang dimiliki  teratai adalah daun tunggal, dengan ukuran yang besar  dan  lebar.  Letak  daun  (filotaksis) adalah tersebar dengan daun  yang  berbentuk  jantung atau bentuk daunnya perisai Daun  pada bunga  teratai ini  memiliki  pertulangan  yang menjari, tepi daun bergigi, tidak  rata atau bergelombang.  Karena, bentuk daun yang lebar  sehingga ujung  daunnya adalah  membundar (rounded) atau ujung daun teratai adalah rotundatus dan pangkal daunnya adalah aurikulatus. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk butiran air.
Teratai  ini  memiliki  bunga  dengan warna yang  indah  dan  beraneka  ragam, diantaranya putih, pink, ungu, merah, kuning dan lain-lain. Namun,  pada  praktikum  saat  ini  yang  digunakan  adalah  teratai dengan bunga  yang berwarna ungu. Bunga terdapat pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari rimpang. Diameter bunga antara 5–10 cm. Macam  bunganya  adalah  bunga  tunggal atau macam bunganya yaitu simosa dengan karangan bunga umbela komposita. Teratai memiliki  simetri bunga aktimorf. Aktimorf  merupakan  jika dapat dibuat banyak  bidang  simetri  untuk  tiap  bidangnya (Tjitrosoepomo, 1985:  148). Jadi bunganya ini jika dibelah secara melintang akan simetris.
Bunga teratai memiliki perhiasan bunga berupa mahkota/ tahuk bunga (corolla) yang banyak dan berwarna ungu dan kelopak (calyx) berjumlah 4 dan berwarna hijau. Alat-alat kelamin bunga teratai terdiri dari benang sari (stamen) yang jumlahnya banyak dengan bagian bawah berwarna kuning dan dibagian ujungnya berwarna ungu. Sedangkan putik (pistilum) yang terletak dibawah benang sari. Distribusi atau penyebaran seks pada tanaman teratai adalah monoseus atau berumah satu. Yaitu dapat melakukan pembuahan dalam satu tanaman, karena teratai dalam satu bunganya memiliki benang sari dan putik sekaligus.
Selanjutnya spesies dari sub kelas magnolidae yang diamati adalah sirih yang merupakan family piperaceae dan ordo piperales.
Description: E:\KULIAH Ceno\SEMESTER 4\Cara-Cantik-Menggunakan-Daun-Sirih.jpgRegnum : Plantae
Divisi     : Magnoliophyta
Kelas     : Magnoliopsida
Ordo      : Piperales
Famili    : Piperaceae
Genus    : Piper
Spesies  : Piper betle
Tanaman  sirih  atau  Piper  battle  berhabitus  herba,  dengan  pola  percabangan  simpodial, yaitu batang utama tidak terlihat jelas (Tjitrosoepomo, 1985: 85) dan bentuk penamapanag batang yang bulat atau teres dan berwarna hijau kecoklatan. Sirih (Piper betle) termasuk tumbuhan yang merambat atau berupa liana dan bersandar pada batang pohon lain atau tembok.
Macam  daun  pada  sirih  adalah  daun  tunggal,  dimana  letak  daun/filotaksisnya adalah aksilar atau pada ketiak batang atau berseling-seling, bentuk daun adalah menjantung atau cordate , dengan pertulangan  melengkung (curved), tepi  daun  yang  rata (entire),  ujung daun  meruncing  (acuminate) dan pangkal daun pada daun sirih adalah jantung (cordate). 
Menurut (Danang, 2013) daun sirih mempunyai bau yang khas aromatik, rasanya agak pedas. Berikut uraian makroskopiknya:
  • Helai-helai daun berbentuk bulat telur, ada pula yang berbentuk bulat memanjang.
  • Ujung daun meruncing, sedangkan pangkal daun berbentuk jantung yang kadang-kadang tidak setangkup.
  • Ukuran daun, panjang sekitar 5 cm sampai 18 cm, lebar sekitar 2 cm sampai 20 cm.
  • Warna daun hijau tua, hijau muda, agak kekuning-kuningan.
Berdasarkan hasil pengamatan bunga  pada tanaman sirih  tersusun dalam bunga majemuk yang disebut bunga lada (amentum), karangan bunga bulir (spika), masing-masing  kecil berbentuk lonjong tanpa  hiasan  bunga.  Simetri bunga pada spesies ini adalah zigomorf atau asimetri Mahkota dan kelopak pada bunga tanaman sirih tidak dapat dibedakan atau nama lainnya adalah perigonium Tanaman  ini  termasuk  kedalam tumbuhan  berkelamin tunggal atau banci (monoceous) dengan jenis kelamin biseksual dimana calixatau  corolla  tanpa  perhiasaan,  stamen  lepas,  pistilum  (karpel)  bersatu, ovarium superum. pelekatan karpel synkarp, jenis buah tunggal, tipe plasenta basalis, dan umurnya beberapa tahunan. Bagian tambahan pada bunga tanaman ini adalah terdapat rachis yang dipenuhi oleh bulir. Tanaman sirih  banyak  dimanfaatkan  oleh manusia  sebagai bahan obat  tradisional.
Spesies ketiga yang diamati adalah tanaman alpukat, berikut klasifikasinya;

Klasifikasi
Divisi   : Magnoliophyta
Kelas   : Magnoliopsida
Ordo    : Laurales
Famili  : Lauraceae
Genus  : Persea
Spesies: Persea Americana
Alpukat (Persea americana) merupakan tanaman yang termasuk kedalam family Lauraceae, ordo Laurales dalam magnolidae. Berdasarkan hasil pengamatan, alpukat berupa pohon, siklus hidupnya bisa mencapai puluhan tahun. Tumbuh liar di hutan-hutan atau dapat pula dibudidayakan. Tinggi pohon bisa mencapai 20 meter, memiliki percabangan banyak (simpodial), dengan bentuk atau segi penampang bulat (teres).
Berdasarkan hasil praktikum, alpukat memiliki daun majemuk (terdapat dua daun pada percabangannya), duduk daun tersebar, bentuk daun bulat telur lonjong, tepi daun rata, pangkal dan ujung daun runcing, pertulangan daun brachidrodromous atau menyirip.
Saat pengamatan, bunga pada tanaman alpukat tidak dapat diamati karena tidak terdapat bunganya. Tetapi diketahui bahwa alpukat memiliki perbungaan majemuk, karangan bunga simosa, jenis kelamin biseksual, calix/ corolla perigoniumnya 6 hijau, stamennya lepas, pistilum (karpel) kuning stigmanya bersatu, ovariumnya superum, simetri bunga aktinomorf, kelamin tumbuhan monoceous, pelekatan karpel , jenis buah ganda , tipe plasenta basalis daun berbentuk lonjong, lebar, agak tebal, hijau tua. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dengan ukuran berkisar 5-10 mm. buah bertipe buni, bulat lonjong, memiliki kulit lembut berwarna hijau hingga ungu kecoklatan. Daging buah berwarna hijau kekuningan, tebal teksturnya lembut. Bijinya berbentuk polong, keras dan ukurannya relative besar (Susanto,2009: 63).
Bunga alpukat berjenis kelamin dua, sehingga distribusi seksnya adalah  monoseus ,tumbuh tersusun dalam malai pada tunas pucuk dan tunas terminal. Meskipun berjenis kelamin dua, penyerbukan sendiri tidak pernah terjadi. Tanaman alpukat tergolong tanaman yang berbunga banyak. Bunga alpukat memiliki sifat yang disebut dikogami (dichogami), yaitu putik dan benang pada bunga masak secara tidak bersamaan. Bunga dikogami seperti bunga alpukat ini tidak mungkin melakukan penyerbukan sendiri. Putik bunganya berfungsi bila mengalami penyerbukan silang dari bunga pohon lain (Anto, 2012).
Fertilisasi pada tanaman alpukat sama dengan tanaman buah-buahan yang lain. Setelah terjadi penyerbukan, yaitu berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik, bila keduanya subur dan masak, terjadilah perkecambahan serbuk sari. Serbuk sari akan berkecambah tumbuh memanjang menjadi tabung sari (pollen tube), lalu bergerak masuk kedalam saluran tangkai putik (canalis stylinus), menuju kandung embrio (saccus embryonalis). Setelah itu, intisari atau sperma bersatu membuat bakal buah, membentuk zygote yang akan tumbuh menjadi embrio. Embrio adalah calon tanaman yang memiliki bakal akar (radicula), bakal batang (cauliculus), dan tunas (plumula). Setelah pembuahan tersebut maka pada stadia awal terjadilah secara cepat pembelahan dan pembesaran sel secara mitosis pada bakal buah (ovarium) dan bakal biji (ovulum). Sel-sel bakal buah akan membentuk jaringan daging dan kulit buah, yang disebut pericarp (pericarpium). Jaringan pericarp ini tersusun oleh tiga lapis jaringan, yaitu jaringan eksocarp, jaringan mesocarp, dan jaringan endocarp. Manfaat buah alpukat adalah untuk dimakan sebagai buah segar, jus, bahan masakan. Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya sebagai makanan buah segar. Manfaat lain dari daging buah alpukat adalah untuk bahan dasar kosmetik. Bagian lain yang dapat dimanfaatkan adalah daunnya yang muda sebagai obat tradisional (obat batu ginjal, rematik) (Anto, 2012).
Spesies terakhir yang diamati dari sub kelas magnolidae adalah dari ordo Magnoliales, family Annonaceae yaitu tanaman kenanga.
Klasifikasi
Divisi   : Magnoliophyta
Kelas   : Magnoliopsida
Ordo    : Magnoliales
Famili  : Annonaceae
Genus  : Cananga
Spesies: Cananga odonata



Berdasarkan hasil pengamatan tanaman kenanga, habitus berupa pohon dengan tinggi pohon dapat mencapai 5-20 m. Percabangannya  simpodial, yaitu batangnya bercabang dengan bentuk segi penampang bulat. Macam daun tanaman kenanga berupa daun majemauk karena percabangan daunnya lebih dari satu, filotaksis tersusun berselang-seling, bentuk daun lanset, pertulangan daun menyirip jantung, bagian tepi daun rata tetapi berbentuk keriting atau berombak, ujung daun berbentuk runcing (acuminate) berwarna hijau tua, dan pangkal daun berbentuk membulat (petiolatus).
 Bunga majemuk, pendek, serta menggantung. Bunga berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna kuning jika sudah tua. Macam bunganya samosa, hanya terdapat satu bunga pada percaabangannya. Dengan karangan bunga umbela dengan simetri buga yang aktinomorf atau simetri. Perbungaan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas (terminal) dengan susunan yang khas.
 Mahkota bunga berjumlah 6 helai petalnya berwarna kuning kehijauan, berdaging, terlepas satu sama lain dan tersusun dalam lingkaran masing-masing berjumlah 3. Kelopak (calyx) berjumlah 3 dan berwarna hijau. Benang sari banyak, dan ruang tempat sari terdapat di ujung tangkai sari, berbentuk memanjang dan tertutup, serta berwarna cokelat muda. Sedangkan jumlah putiknya ada satu.
Kenanga  berjenis kelamin biseksual (memiliki dua buah kelamin) dalam satu tumbuhan yang disebut monoecius. Tidak  ada perhiasan bunga sama sekali. Keadaan karpel yang lepas-lepas atau stigmanya bersatu, perlekatan karpelnya yang apokarp atau sinkarp serta jenis buah yang dimilikinya, posisi ovarium terhadap dasar bunga. Manfaat bunga kenanga dapat digunakan untuk perawatan tubuh karena aromanya yang harum. Dapat pula dijadikan untuk membuat parfum dan bahan kosmetik lainnya. Kenanga juga berkhasiat untuk obat pembersih sehabis melahirkan, obat sesak nafas dan bronchitis, serta obat malaria (Andi, 2012).
Description: E:\KULIAH Ceno\SEMESTER 4\bhgf.jpgTanaman terakhir yang diamati adalah nangka yang berasal dari sub kelas hammamelidae, ordo urticales family moraceae.
Klasifikasi Nangka
Divisi   : Magnoliophyta
Kelas   : Magnoliopsida
Ordo    : Urticales
Famili  : Moraceae
Genus  : Artocarpus
Spesies: Artocarpus heterophyllus
Habitus/perawakan berupa pohon. Pohon nangka umumnya sedang, sampai sekitar 20 meter tingginya,walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang simpodial dengan segi penampang yang bulat silindris dapat sampai berdiameter 1 meter, tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila ditempat terbuka,. Nangka memiliki getah yang putih apabila dilukai batangnya, terdapat pula pada bagian seluruh tubuhnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, daun nangka majemuk, filotaksis tersebar atau alternate (menyirip tunggal), bentuk daun lanset terbalik. Pertulangan daunnya menyirip, tepi daun sedikit undulates karena dari kejauhan terlihat seperti rata. Ujung daun berusuk dan pangkal daunnya runcing (acuminate). Bagian  atas daun mengkilap lilin dan bagian bawah kasap. Daun nangka yang masih muda biasanya terletak di atas dengan warna yang hijau muda. Sedangkan daun tuanya terletak di bawah daun yang muda, memiliki warna hijau tua-coklat muda.
Bunga nangka tunggal dengan perbungaan simosa (spadiks). Karangan bunga pada nangka, kapitulum/bongkol berbentuk gadang atau gelondong 1-3 x 5-8 cm, dengan cincin berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, Adapun simetri bunganya aktinomorf, beraturan/ radial. Perbungaan nangka muncul pada ketiak daunnya. Nangka tidak memiliki perhiasan bunga berupa mahkota dan kelopak. Namun tenda bunganya menyerupai sepal (Sepalous), memiliki stipula atau daun penumpu.
Alat-alat kelamin bunga nangka tidak dapat teramati karena bunga tidak ditemukan dan masih menguncup. Namun, benang sari bertipe monodelfus dengan susunan yang didimus. Sedangkan putiknya unikorpus. Distribusi seksnya dibantu dengan angin atau biasa disebut dengan istilah anemogami.  Bunga tumbuhan nangka berumah satu (monoecious) perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang batang tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar apabila masak. Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2-4 cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat yang seperti kulit, endocarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang lunak.keping bijinya tidak setangkup dan keping biji berkeping dua (Dicothyledone) (Wikipedia, 2013).
Nangka selain buahnya yang enak juga memiliki manfaat dapat mengobati tenggorokan yang kering atau pencernaan yang tidak enak. Nangka dapat pula mengobati mual-mual.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Teratai memiliki ciri khusus berupa habitatnya merupakan akuatik/hidofit, daun lebar mengapung di air, teratai termasuk ke dalam family nymphaeaceae.
2.      Family piperaceae yaitu pada spesies sirih memiliki ciri khusus bunganya berupa bulir. Sirih berupa tumbuhan merambat atau liana.
3.      Family lauraceae memiliki buah yang ditutupi oleh daging buah yang tebal dan lembut, dll. Contohnya pada alpukat
4.      Distribusi seks alpukat monoseus, meskipun alat kelamin dua dalam satu tumbuhan namun tidak dapat melakukan penyerbukan dengan sendirinya.
5.      Family annonaceae biasanya memiliki bunga yang cantik, sempurna, perdu seperti pada bunga kenanga.
6.      Ciri-ciri khusus dari subkelas magnolidae adalah spesies yang memiliki bunga sempurna, seperti pada bunga kenanga (Cananga odorata).
7.      Adapun cirri-ciri khusus dari subkelas hamamelidae adalah pada buahnya atau bunganya tereduksi menjadi buah contohnya pada pohon nangka.
8.      Family moraceae yang diamati meliputi nangka, sukun, dan karet. Ketiganya memiliki cirri khusus yaitu pada hampir seluruh tubuhnya bergetah dan buahnya berduri.

PERTANYAAN DAN JAWABAN:
1.   Tuliskan cirri-ciri khusus yang termasuk pada divisi Magnoliophyta!
Secara umun kelompok tumbuhan ini dibungkus oleh daging buah atau berbiji tertutup dan memiliki bunga sejati.
2.   Jelaskan cirri-ciri khusus bunga yang terdapat pada Magnoliaceae!
Bunga pada Magnoliaceae sempurna atau sejati, benang sari dan putiknya terlihat jelas.
a.       Bunga
Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup atau nicheekologisnya  sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.
b.      Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
c.       Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.


d.      Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
e.       Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.
f.       Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi  embrio  atau kecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya. 
3.   Cirri khusus apa yang secara morfologis dapat kita amati, menyebabkan tumbuhan-tumbuhan dimasukkan ke dalam family Piperaceae?
Piperaceae memiliki bunga berupa bulir.
4.   Kenapa Nymphaeae sp dimasukkan ke dalam Magnoliophyta padahal tumbuhan ini tidak memiliki akar tunggang?
Karena Nymphaeae sp memiliki bunga yang sejati.
5.   Cirri khusus apa yang dimiliki oleh Artocarpus heterophyllus, Artocarpus altilis, Ficus elastic sehingga masuk dalam family Moraceae?
Cirri khususnya hamper semua bagian tubuh tumbuhan bergetah.
6.   Bagaimana proses fertilisasi yang terjadi pada tumbuhan Magnoliophyta? Jelaskan dengan gambar!
Fertilisasi atau pembuahan magnoliophyta terjadi ketika penyerbukan pada angiospermae terjadi bila serbuk sari sampai ke kepala putik. Proses ini dapat terjadi dengan bantuan angin, hewan penyerbuk atau manusia. Ciri yang khas pada kelompok tumbuhan ini adalah proses pembuahan ganda. Pertama antara sel telur dan sperma, hasil fusi keduanya akan menghasilkan zigot. Kedua, antara sperma dan sel induk endospermae, hasil fusi keduanya menghasilkan endosperma. Untuk pertumbuhannya, embrio memerlukan zat makanan. Zat ini diperoleh dari endosperma atau dari kotiledon. Setelah terjadi proses pembuahan yang menghasilkan zigot dan endosperma di dalam bakal biji,
maka bakal biji tersebut akan berkembang menjadi biji, sedangkan bakal buah yang mengandung biji akan berkembang menjadi buah. 

DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2012. Kenanga. http://www.petanihebat.com/2013/03/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman_9.html. Diakses pada 15 April 2015.
Anis. 2010. Magnoliphyta. http://ihfal.blogspot.com/p/tumbuhan-berbiji-spermatophyta-magnoliophyta.html. Diakses pada 15 April 2015.
Anto. 2012. Deskripsi Alpukat. http://adeckanik.blogspot.com/2012/07/deskripsi-alpukat.html. Diakses pada 15 April 2015.
Campbell, dkk. 2005. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Danang. 2010. Sirih . http://ihfal.blogspot.com/p/tumbuhan-sirih.html. Diakses pada 15 April 2015.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Susanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan Obesitas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wikipedia. 2013. Nangka.  http://id.wikipedia.org/wiki/Nangka. Diakses pada 15 April 2015.
Wikipedia 2015. Teratai. http://id.wikipedia.org/wiki/Teratai. Diakses pada 15 April 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar