Kamis, 23 Juli 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE PINOPHYTA (CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)



LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)






Oleh:
                                    Nama                           : Yuliana Putri
                                    NIM                            : 1413161024
                                    Kelompok                   IV (Empat)
                                    Fakultas / Jurusan        : Tarbiyah / Biologi
                                    Kelas/Semester            : Biologi A / Semester IV
                                    Asprak                         : 1. Ali Nurdin
                                                                           2. Nina Maulida


PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015



PINOPHYTA
(Cycadopsida, Coniferopsida, dan  Gnetopsida)
I. TUJUAN
1.      Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta
2.      Membedakan ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta
      
II. DASAR TEORI
Phinophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai kekhasan bijinya yang telanjang. Berbeda dengan Magnoliophyta, tumbuhan yang termasuk kedalam Pinophyta bijinya tidak tumbuh dijaringan bakal buah. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka atau telanjang dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul (Mulyani, 2015:1).
Perbedaan Pinophyta dari Magnoliophyta adalah sebagai berikut:
a.       Fertilisasi tunggal
b.      Xylem tidak mempunyai pembuluh trachea
c.       Floem tidak mempunyai sel pengantar
d.      Gametofit betina aa yang terdiri dari banyak sel atau nucleus
e.       Gametofit betina mempunyai arkegonium kecuali pada Gnetum dan Welwitschia
f.       Sebagian besar merupakan tumbuhan berkayu (Jones dan Luchsinger, 1987: 278).
Divisi Pinophyta di daerah tropis ada tiga kelas, yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Sedangkan Gyinkgopsida, hanya ditemukan di daerah subtropics. Cycadopsida diwakili oleh ordo Cycadales dan Zamiaceae. Coniferopsida dengan ordonya Coniferales dengan beberapa family yaitu Pinaceae, Araucariaceae, dan Cupresaceae. Gnetopsida diwakili oleh Gnetales, Effedraceae, dan welwitsiaceae (Mulyani, 2015:1).
Ordo Coniferales, family Pinaceae merupakan tumbuhan berkayu, daun berbentuk jarum, duduknya tersebar pada sirung panjang, atau pada sirung pendek terdapat daun berbentuk jarum. Jarum-jarum dengan satu atau dua berkas pembuluh pengangkutan dan saluran resin. Tumbuhan ini hampir selalu berumah satu strobilus jantan axillar bertangkai yang tersusun dalam suatu spiral dengan dua kantong sari (Gembong, 2010).
Coniferales artinya tumbuhan pembawa kerucut, karena alat reproduksi jantan atau betina berupa strobilus. Ada dua strobilus, yaitu strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus jantan strobilus serbuk sari.seperti halnya tumbuhan gymnospermae yang lain. Meskipun Coniferales banyak ditemukan pada zaman sekarang, sebenarnya merupakan tumbuhan purba yang pernah hidup dominant pada zaman karbon atas ( 345 juta tahun lalu). Anggota Coniferales merupakan tumbuhan `evergreen` (selalu hijau ).
Adapun ciri umum ordo Coniferales adalah
1.   Tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah dua.
2.   Pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa (Yoga, 2012).
Ordo Cycadales dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakalbiji. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang, daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji) (Yoga, 2012).
Ordo gnetales family gnetaceae Merupakan tumbuhan memanjat dan berkayu, beberapa jenis berupa pohon tegak. Daun tunggal berhadapan, pertulangan reticulatus. Strobili uniseksual atau biseksual tidak sempurna. Strobilus jantan berbentuk memanjang, articulatus, terdapat pada ketiak daun (penampakannya seperti bunga jantan). Strobilus betina juga berbentuk memanjang, articulatus, terdapat pada ketiak daun (penampakannya seperti bunga betina). Hanya terdiri dari satu genus (monogenerik), terdapat 10 jenis di Malaya. Jenis yang umum dan sudah dibudidayakan adalah Gnetum gnemon (melinjo) (Reza, 2012).
Tumbuhan yang masuk ke dalam pinophyta mempunyai peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan meruakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan ttumbuhan pinophyta tersebut karena tumbuhan ini mempunyai keragaman bentuk dan struktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang, dan fosilnya relativ lengkap terdokumentasikan (Mulyani, 2015: 1-2).
 
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
    a. Lup
    b. Silet/Cutter
2. Bahan
    a. Family Cycadaceae: Cycas rumpii (Pakis Haji)
    b. Family Pinaceae: Pinus merkusii (Pinus)
    c. Family Gnetaceae: Gnetum gnemon (Melinjo)

IV. LANGKAH KERJA
1.      Specimen tumbuhan yang ada dalam habitus diamati, meliputi pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintang tumbuhan (pakis haji, pinus, dan melinjo)
2.      Daunnya diamati dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya
3.      Diamati dan dibandingkan alat reproduksinya, yaitu: letak dan bentuk strobilus dari ketiga tumbuhan tersebut
4.      Bagian-bagian tumbuhan digambar, yaitu percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebur
IV. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah mengenai Pinophyta atau tumbuhan berbiji telanjang atau terbuka. Terdapat tiga ordo yang diamati, yaitu Gnetales dengan family Gnetaceae, ordo Cycadales family Cycadaceae, dan ordo Pinales dengan family Pinaceae. Berikut adalah spesies yang diamati dari tiga ordo dan family yang telah disebutkan diatas.
Klasifikasi pinus
 Kingdom               : Plantae
Divisio                   : Pinophyta
Classis                    : Coniferopsida
Ordo                       : Pinales
Family                    : Pinaceae
Genus                     : Pinus
Species                   : Pinus merkusii
Pohon pinus merupakan spesies yang berasal dari family Pinaceae dan  ordonya adalah pinales. Ciri-ciri umum dari family pinaceae yaitu Berupa pohon, jarang perdu. Daun tunggal, bentuk lilier hingga bentuk jarum, tersebar, dua alur atau dalam bundle. Stobili uniseksual dan sering monoesius. Strobilus jantan terdiri dari banyak miksporofil yang tersusun spiral dan masing-masing berisi sepasang mikrosporangia. Strobilus betina tersusun spiral dengan sejumlah ovuliferus bentuk sisik, masing-masing berisi ovul bentuk anatropus ( Reza, 2012).
Berdasarkan hasil pengamatan, didapat bahwa dari segi batang, habitus Pinus merkusi adalah berupa pohon yang menjulang tinggi dan tingginya bisa lebih dari 10 meter. Bentuk percabangan batangnya adalah monopodial atau atau tidak ada percabangan pada batangnya yang hanya lurus keatas searah. Kemudian bentuk atau segi penampang batangnya bulat.
Pinus merkusii memiliki macam daun yang majemuk karena pada satu percabangan rantai daun terdapat dua daun yang sejajar arah duduknya. Letak atau duduk daun (foliumnya) merupakan tipe dekuren dengan circumscription atau bentuk daun yang seperti jarum dengan daum kecil panjang dang runcing. Karena daun pinus seperti jarum, maka pertulangan daunnya sulit diamati. Tepi daun pohon pinus rata dan memiliki tipe ujung daun akutus dan tipe pangkal daun trunkatus pada hasil pengamatannya.
Letak strobilus jantan atau mikrosporofilnya adalah terminal atau diujung dengan jumlah mikrosporofil yang tidak dapat diketahui karena pada saat pengamatan tidak terdapat adanya strobilus jantan. Namun, jika melihat dari teori maka mikrosporofil ini jumlahnya banyak. Sedangkan letak strobilus betina atau makrosporofilnya adadalah pada axillar pohon atau pada ketiak daun dengan jumlah makrosporofilnya yaitu 80 buah. Bentuk strobilus betina lebih membulat dan terdapan lekukan-lekukan sedangkan bentuk strobilus jantanya lebih lancip dan tidak ada lekukan. Berikut ini gambar strobilus Pinus merkusii:
Distribusi seks Pinus merkusii yaitu monoceous, karena dalam satu tumbuhan terdapat strobilus jantan dan betina.
           Klasifikasi melinjo

Kingdom                : Plantae
Divisi                     : Pinophyta
Classis                    : Gnetopsida
Ordo                       : Gnetales
Family                    : Gnetaceae
Genus                     : Gnetum
Species                   : Gnetum gnemon
Gnetum gnemon merupakan spesies yang berasal dari family gnetaceae dan ordo gnetales. Family gnetaceae memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut suku Gnetaceae merupakan pohon-pohon yang lurus, banyak bercabang-cabang (tetapi cabang-cabang itu seringkali tidak bersambungan dengan bagian kayu batang hingga mudah lepas). Daunnya tungal, duduknya berhadapan, batang mempunyai kambium, fleoterma, dan buluh-buluh kayu, tanpa saluran resin. Bunga majemuk bercabang-cabang dikasial (anak paying menggarpu keluar dari ketiak daun) (Gembong, 2010: 30).
Berdasarkan hasil praktikum, dari aspek batang habitus melinjo adalah berupa pohon dan berukuran tinggi. Bentuk batangnya simpodial karena batang utamanya bercabang dua. Selain itu, bentuk segi penampang batang adalah teres atau bulat. Dari segi daun, termasuk kedalam daun majemuk dengan letak duduk daun berhadapan serta bentuk dau yang berhadapan pula atau folia oposita. Filotaksis daun Gnetum gnemon terlihat berhadapan. Pertulangan  daunnya terlihat menyirip serta tepi daun pada Gnetum gnemon terlihat rata. Melinjo memiliki bentuk ujung daun dan pangkal daun  cuspidatus dan petiolatus.
Letak strobilus jantan Gnetum gnemon sama seperti pinus yaitu pada terminal dan juga strobilus betinanya axillar. Dengan jumlah mikrosporofil berjumlah banyak namun tidak teramati dan makrosporofil berjumlah 38 per nodus. Bentuk strobilus Gnetum gnemon jantan dengan betina sangat berbeda. Pada betina, terlihat membulat besar dan berbentuk lonjong. Strobilus betina inilah biasanya dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan dapat diolah sebagai makanan ringan berupa emping melinjo yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan pada jantan, strobilusnya berbentik bulatan kecil dan melingkari sumbu utama dari strobilus. Berbeda dengan strobilus betina, pada strobilus jantan tidak bisa dimanfaatkan untuk dibuat jenis makanan emping melinjo, namun dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pelengkap pada sayur asam. Berikut ini adalah bentuk strobilus jantan dari Gnetum gnemon:
Distribusi seks pada melinjo sama seperti pinus yaitu monosesua karena pada satu puhon melinjo ini terdapat dua jenis gamet jantan dan betina sehingga dapat terjadi fertilisasi yang biasa disebut berumah satu. Selanjutnya spesies yang terakhir diamati adalah tanaman pakis haji atau Cycas rumpii, berikut penjelasannya,
Klasifikasi pakis haji
Kingdom   : Plantae
Divisio       : Pinophyta
Classis       : Cycadopsida
Ordo          : Cycadales
Family       : Cycadaceae
Genus        : Cycas
Species      : Cycas rumphii
Cycas rumphii berasal dari ordo Cycadales pada family Cycadaceae, ciri-ciri umum family ini adalah Ciri khas: perawakan seperti palmae, daun besar, pinnatus; strobili uniseksual, letaknya terminal atau pada kerumunan daun; biji besar seperti drupa. Masih mirip dengan tumbuhan paku, terutama daun mudanya (Reza, 2012).
Berdasarkan hasil praktikum, didapat bahwa memiliki habitus pohon dan terlihat berjenis monopodial karena sumbu utama batang dari bawah hingga atas terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat atau silindris, pohon biasanya pendek dan tingginya tidak terlalu tinggi. Daun Cycas rumphii terlihat berjenis daun majemuk karena pada satu tangkai daun terdapat dua daun. Kemudian pada pertulangan daunnya terlihat sejajar.  Daun Cycas umphii pada bagian tepinya terlihat rata dengan bentuknya yang memanjang dan filotaksisnya  berhadapan. Daun pada pakis haji memiliki ujung daun yang runcing dan pangkal daun bertipe dekuren.
Letak strobilus jantan atau mikrosporofilnya adalah terminal atau diujung dan berjumlah satu sedangkan pada strobilus betina adalah terletak pada axillar atau ketiak daun dan jumlah makrosporofilnya tidak dapat dihitung karena spesies yang diamati berkelamin jantan. Distribusi  seks Cycas rumphii adalah dioecious karena pada saat pengambilan strobilus pada satu tumbuhan hanya ditemukan strobilus berjenis jantan saja. Sedangkan pada betina terdapat pada tumbuhan yang lain, atau bisa dikatakan bahwa dalam satu tumbuhan hanya memiliki salah satu jenis kelamin saja. Berikut ini gambar strobilus Cycas rumphii betina:

Manfaat dari tumbuhan pakis haji adalah diantaranya digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki keunikan tersendiri.










VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut:
1.      Ciri khusus pada pinophyta adalah adanya organ reproduksi berupa strobilus, habitus biasanya berupa pohon
2.      Pinus merkusii memiliki ciri khusus berupa daun yang berbentuk jarum
3.      Gnetum gnemon memiliki ciri khusus berupa batang pohon yang simpodial atau batangnya bercabang
4.      Ciri khusus pada Cycas rumpii adalah berupa distribusi seks yang bertipe dioseus atau pada satu pohon hanya terdapat satu strobilus jantan atau betina saja sedang pada Gnetum gnemon dan Pinus merkusii distribusi seksnya berupa monoseus karena dalam satu pohon ada dua strobilus
5.      Letak strobilus jantan adalah pada ujung batang pohon atau terminal sedangkan pada strobilus betina terletak pada axillar atau pada ketiak pohon.


















DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Asep. 2015Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta).  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.





















PERTANYAAN
1.    Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta?
2.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan dengan strobilus betina pada Cycas rumphii?
3.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Pinus merkusii ?
4.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Gnetum gnemon?
5.    Jelaskan perbedaan spesies tumbuhan yang terdapat pada kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida?
6.    Bagaimana proses pergiliran keturunan yang terjadi pada Cycas rumphii, Pinus merkusii, dan Gnetum gnemon? Jelaskan dengan gambar?


JAWAB
1.    Ciri khusus tumbuhan yangtermasuk Pinophyta ialah memiliki biji yang terbuka berupa strobilus.
2.    Strobilus jantan Cycas rumphii terdapat di tengah dan berbentuk mengerucut. Sedangkan pada betina berlekuk-lekuk pada sisinya seperti keris dengan bulatan hijau besar pada ketiak sisi tersebut.
3.    Strobilus Pinus merkusii jantan memanjang dan ramping. Sedangkan betina lebih besar agak membulat, oval, dan memiliki lekukan-lekukan.
4.    Strobilus Gnetum gnemon jantan yaitu memiliki bulatan kecil dan mengelilingi subu strobilus. Sedangkan pada betina lebih besar dan berbentuk lonjong.
5.    Perbedaannya yaitu pada Cycadopsida memiliki daun majemuk, batangnya berjenis Monopodial dan distribusi seksnya dioecious. Sedangkan pada Coniferopsida, memiliki daun majemuk berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan distribusi seksnya monoceous. Kemudian pada Gnetopsida, daunnya tunggal bertulang daun menyirip, termsauk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious.
1Pergiliran keturunan antara ketiga tumbuahn tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu sporofit dan gametofit. Pada tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan tersebut berarti sedang dalam fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan strobilus, maka fase yang sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul. Berikut ini adal gambar pergiliran keturunannya:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar